JERITAN GUBUK KECIL
[Coretan Hasirun]
Ilustrasi |
Derai tangis langit malam ini
Mengumbar sapa sang Pencipta
Rahmat-Nya tak henti tercurahkan
Gubuk Jadi Sakti
Pelindung tipis di atas ubun
Bertahan beban penuh risau
Tubuh gemetar menahan dingin
Bibir biru tiada henti berucap
RIntih mengiring irama hujan
Mencoba bersahabat dalam gelap
Hati berbisik kecil
Menyapa langit penuh harap
Gubuk kecil kian rapuh
Berhuni sepasang kakak adik
Tatapan kosong saling menghangatkan
Berharap langit berhenti mengangis
Baubau, 12 Januari 2018
Jeritan Gubuk Kecil
Masih begitu segar diingatan
Senyum yang selalu merekah di wajah cantikmu setiap pagi
Mencairkan rasa yang telah lama menunggu
Itulah alasanku masih berdiri bersamamu, kuperjuangkan cinta yang dulu pernah ada
Senyummu tak lagi sama, tak seindah dulu lagi
**
Ku tersadar dalam lamunku
Cinta ini tak bersayap lagi
Kau patahkan dengan api cemburu
Jiwaku serasa kehilangan arah
Mentari kian mendung, tertutup kemurungan rindu yang tak berujung
Ku masih disini, menyapa senyum meronamu
Walau kau tujukan buat hati yang lain
By Run_art
Senyum yang selalu merekah di wajah cantikmu setiap pagi
Mencairkan rasa yang telah lama menunggu
Itulah alasanku masih berdiri bersamamu, kuperjuangkan cinta yang dulu pernah ada
Senyummu tak lagi sama, tak seindah dulu lagi
**
Ku tersadar dalam lamunku
Cinta ini tak bersayap lagi
Kau patahkan dengan api cemburu
Jiwaku serasa kehilangan arah
Mentari kian mendung, tertutup kemurungan rindu yang tak berujung
Ku masih disini, menyapa senyum meronamu
Walau kau tujukan buat hati yang lain
By Run_art
Senyummu tak lagi sama
Wahai muslimah yang istiqamah akhlaknya, di Hari
kemenangan ini ku teringat akan mu. Suasana menyambut hari ini, penuh dengan
nuansa saling memaaf-maafan tanpa dendam. Izinkan saya tuk haturkan Mohon Maaf
Lahir dan Batin dalam tulisan ini.
Wahai Muslimah yang slalu ku damba, sampai hari ini,
cintaku masih tetap istiqamah untuk mu. Ketahuilah, saya takut berjuang terlalu
jauh untuk mengenalmu saat ini, krna khawatir jikalau perjuangan itu dibumbui
dengan hal-hal maksiat, ku tak ingin terjebak dalam gemerlap perasaan yang tak
semestinya terjadi saat bersua dengan mu tanpa hijab.
Wahai Muslimah yang lembut perangainya, jujur! Rasa ini
sungguh kuat, rasa ingin bertemu denganmu segera. Tapi rasa itu sekuat mungkin ku
lebur dalam kesabaran dan ketulusan menanti. Walaupun iman masih tertatih
dengan semua itu, ku sadari di situlah perjuangan untuk mendapatkan cintamu. Yah!
Saat ini yang bisa kulakukan hanya berjuang memperbaiki diri untuk layak
mendapatkan akhwat sepertimu, dan berdoa jikalaw memang namaku dan namamu telah
tertulis dalam kitab lauhul mahfudz untuk diperkenankan bersatu, maka Ya Allah!
permudahkanlah langkah kami untuk bertemu dalam perlindungan-Mu, Amin ya Rab.
20 Agustus 2012 ( 1 syawal 1433 H)
Muslimah
Kota Makassar
diguyur hujan disertai angin kencang. Rintik Hujan berjatuhan ke hamparan hijau
di depan rumah. Pepohonan berayun kesana ke mari, seakan menari riang menyambut
datangnya sang hujan. Sang katak tak mau kalah dengan tarian pepohonan.
Ditunjukkannya suara merdu saling panggil memanggil satu sama lain, hingga
terdengar lantunan khas katak. Semuanya seakan turut serta meramaikan ritual
penyambutan sang hujan yang sekian lama baru bersua. Sang hujan yang membawa tetesan-tetesan
kehidupan bagi semua makhluk, dengan anggunya turun ke bumi disertai dengan
gemuruh sang Guntur yang gagah berani.
Makassar, 28 Oktober 2012Run_Art
Rintik Hujan Penuh Arti
saat pendampingan tim audit internal |
Idealnya puskesmas dituntut untuk memperbaiki mutu dan pelayanan mereka. Namun tak sedikit Puskesmas yang "Bingung" dan tidak tau arah dari Akreditasi itu atau lebih tepatnya langkah-langkah apa yang harus diambil oleh Puskesmas dimana harus memenuhi elemen penilaian yang sekian banyak itu. Dalam implementasinya ini menjadi tantangan tersendiri di Puskesmas, baik karena kondisi internal itu sendiri misalnya keuangan, kesiapan nakes, sarana dan prasarana dan lain sebagainya. Justru, disitulah titip point dari Akreditasi yaitu mengubah mutu dan pelayanan di puskesmas menjadi lebih baik dengan dukungan administrasi dan manajemen yang baik, Upaya kegiatan masyarakat yang betul-betul berdasarkan asas kebutuhan masyarakat dan inovasi, dan upaya kegiatan perorangan yang bermutu.
Usai menyelesaikan tugas di Pencerah Nusantara kembali ke kampung halaman. Disana saya menjadi tenaga ahli sukarela di Dinas Kesehatan Kabupaten. Dengan bekal berharga mengenai akreditasi, manajemen puskesmas, pemberdayaan masyarakat, penguatan stakeholder dan lain sebagainya saya diminta untuk membantu tim Pendamping Akreditasi Puskesmas di Dinas Kesehatan bagian Administrasi dan Manajemen (Pokja Admen). Semangat untuk menyalurkan dan menginspirasi nakes pun terbuka lebar. Hal inilah yang saya inginkan.
Melalui kesempatan itu, saya berkesempatan untuk memaparkan sejumlah materi yang bertujuan untuk memberikan gambaran apa itu akreditasi? dan apa saja yang perlu dipersiapkan? serta menjadi konsultan free buat Puskesmas agar memahami elemen penilaian yang dituntut untuk diselesaikan.
Saya sangat bersyukur masih terlibat dalam proses untuk "berbenah" di sektor Kesehatan. Saya percaya pengabdian tidak selalu diukur dengan materi. Diluar sana masih banyak orang-orang yang mengabdi penuh tulus tanpa bayaran sepersen pun. Salut buat mereka. Semangat untuk berbenah demi masyarakat yang sehat.
Hasirun
Pendamping Pelatihan Nusantara Sehat Batch 7
Mengabdi Tanpa Batas
Pengorbanan untuk mendapatkan cinta itu
memang berat. Terkadang kita sulit untuk
meraihnya, namun dengan berpegang teguh dengan cinta, maka dua tetesan air itu
bisa menyatu dalam telaga cinta walau hempasan badai mencoba untuk memisahkan
mereka. Cinta itu tulus. Tak seperti dimensi lainnya, cinta tak berwujud, tak
dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu.
Banyak orang terjebak dengan makna cinta.
Para pujangga itu belum melihat cinta sebagai bagian dari diri mereka. Cinta
adalah anugerah yang terindah yang Tuhan berikan ke hamba-Nya. Kita saling
mengasihi, menjaga satu sama lain. Namun, dengan penafsiran cinta hanya sebatas
dimensi ruang dan waktu maka jelaslah cinta yang akan dituai hanyalah cinta
semu.
Jika cinta telah menyatu ke dalam denyut
nadi, segala hembusan nafas kita akan penuh dengan kasih sayang. Tak perlu
menunggu datangnnya tetesan hujan yang menyapa. Kita sudah merasakan cinta.
Memperjuangkan cinta memang tantangan tersendiri. Namun, jika selalu dipupuk
dengan penghambaan kepada Tuhan, cinta itu akan terjaga kemurniannya.
Cinta Terbalut Penghambaan Ilahi
Langganan:
Postingan (Atom)